Pemerintah Kota Semarang sudah bekerja sama dengan Organisasi Masyarakat Sipil, khususnya Transparency International Indonesia (TII) dan Pattiro Semarang. Masukan dari masyarakat sipil (seperti akademisi dan OMS) menjadi pijakan untuk membangun Kota Semarang bersama-sama. Sebagai anggota OGP Local, Kota Semarang mengajukan beberapa Rencana Aksi Daerah (RAD) sebagai bagian dari Open Responses dan Open Recovery. RAD tersebut antara lain:
1. Meningkatkan jumlah dan penanganan aspirasi dan pengaduan masyarakat pada platform Lapor Hendi, khususnya bagi perempuan dan penyandang disabilitas
2. Menyediakan pelayanan pengadaan barang dan jasa yang transparan dan akuntabel bagi UKM (Usaha Kecil Menengah) di Semarang melalui program Gulo Asem
3. Meningkatkan Semarang Satu Data (SEMAR SATATA) sebagai Portal Data Terbuka, Real Time, dan Terintegrasi.
4. Meningkatkan peran serta masyarakat, khususnya kelompok rentan (perempuan, anak, lanjut usia dan penyandang disabilitas) dalam perencanaan pembangunan (Musrenbang)
5. Memberikan informasi terupdate terkait Covid-19 di website siagacorona.semarangkota.go.id
Salah satu bagian dari Open Responses yang telah dilakukan Kota Semarang adalah pengembangan Website Siaga Corona. Beberapa data yang dapat ditemukan di website Siaga Corona di antaranya adalah: data terkait pasien COVID-19 dan tingkat kesembuhan pasien; data masyarakat yang masuk ke Kota Semarang; peta persebaran masyarakat yang terkonfirmasi COVID-19; dan data persiapan penanggulangan COVID-19. Melalui website ini, masyarakat juga dapat mengakses data bantuan dari pemerintah daerah, pemerintah pusat, dan swasta. Data di dalam website Siaga Corona juga terintegrasi dengan data yang ada di dinas Kesehatan. Setiap jam 12 siang, data penanganan COVID-19 yang telah dikumpulkan akan dilaporkan ke Provinsi Jawa Tengah.
Selain itu, Semarang Satu Data sudah bekerja sama dengan berbagai pihak untuk menyempurnakan dan melakukan input data di dalam website. Misalnya, apotek memasukkan data real time terkait data masker dan sanitizer. Untuk kebutuhan bahan pokok, ada 52 pasar dan distributor yang membantu input data di website Siaga Corona. Data ketersediaan kamar isolasi juga diinput oleh Rumah Sakit setiap hari. Kota Semarang juga telah memasang CCTV Analytic di lima belas titik untuk mendeteksi penggunaan masker. Bentuk implementasi lainnya adalah pemasangan 10.000 CCTV yang mana setiap RT mendapatkan satu bantuan CCTV. Saat ini, CCTV Analytic dan Satu Data juga dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan di Kota Semarang.
Selanjutnya, pemerintah Kota Semarang mengembangkan aplikasi GULO ASEM (Gerai Usaha Mikro Lokal Online Asli Semarang) sebagai bagian dari Open Recovery. Aplikasi Gulo Asem diluncurkan pada tanggal 13 Maret 2020. Ada dua jenis aplikasi yakni Gulo Asem untuk UMKM dan Gulo Asem untuk OPD. Dalam aplikasi tersebut, ada berbagai fitur yang memudahkan penggunaan aplikasi seperti buku panduan, riwayat pemesanan, dan jumlah total pengeluaran. Dalam hal ini, semua OPD wajib membelanjakan anggaran untuk kudapan dan makan siang di aplikasi Gulo Asem. Hal ini dimaksudkan untuk memperluas potensi pasar dari Gulo Asem yakni rapat dan kegiatan OPD. Syarat pendaftaran Gulo Asem juga cukup mudah yakni: copy KTP, bukti domisili di Semarang, bukti NIB dan IUMK, terdaftar sebagai pelaku usaha e-gerai kopimi, dan mengisi form pendaftaran.
Dengan adanya inisiatif ini, sekitar 300 UMKM berkualitas bisa dikembangkan dalam waktu 6 bulan di Kota Semarang. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan pelaku UMKM. Selain itu, melalui aplikasi Gulo Asem, pemerintah Kota Semarang juga dapat mengumpulkan data UMKM yang meliputi UMKM di bidang makanan dan minuman, fashion, dan kriya. Saat ini, tercatat ada 18.967 pelaku UMKM di Kota Semarang. Hasil UMKM juga diakomodasi di Semarang Kreatif Galeri yang merupakan Gedung milik PT. Telkom.
Rincian penjelasan RAD Kota Semarang selengkapnya dapat dicek melalui https://www.opengovpartnership.org/members/semarang-indonesia/